Dengan mengusung slogan “The Inspiring Spirit and Energy of Asia”
Indonesia Asian Para Games Organizing Commite (INAPGOC) Sosialisasikan Asian
Para Games 2018 di 16 kota di Indonesia.
Sebagaimana
Desember di sepanjang tahun, curah hujan di kota ini cenderung lebih tinggi,
mungkin juga sama dengan kota-kota lain. Makassar selalu menjadi langganan
musim hujan dan genangan air di mana-mana, sehingga beberapa rute jalan
terpaksa dialihkan berputar, memikirkannya saja sudah membikin malas.
Saya
memang orang dengan tingkat kemalasan di atas rata-rata (ini bukan kata ganti
atau hiperbola, tapi pemalas dalam artian yang sebenarnya) harus butuh alasan
dan kemauan lebih untuk memulai sesuatu.
Begitu
mendengar kabar undangan, ada 20 kursi (ini juga dalam artian yang sebenarnya,
benar-benar hanya ada 20 kursi yang disiapkan untuk pesrta di booth itu) yang
disiapkan untuk blogger Makassar dalam acara sosialisasi menyambut Asian Para Games 2018, tepatnya
hari minggu 17 desember di Trans Studio Mall. Saya sempat browsing dan menemukan beberapa video yang sebelumnya pernah saya
lihat di iklan-iklan televisi, seorang atlet yang berlaga di atas kursi rodanya.
Ingatan
saya kembali ke-dua tahun silam, saat kesulitan menemukan referensi tentang
penyandang disabilitas untuk keperluan skripsi yang sedang saya garap waktu
itu. Saya hanya menemukan beberapa, itupun hanya membahas seputar pendidikan
untuk anak dengan keterbelakangan mental dan berkebutuhan khusus di sekolah
luar biasa (SLB) —Padahal yang saya
butuhkan adalah referensi tentang kedudukan dan hak-hak hukum penyandang
disabilitas—yang kemudian bukunya hilang
seminggu menjelang saya ujian meja. Sial benar waktu itu.
Seperti
yang saya katakan tadi, untuk menyeret langkah di musim hujan saya butuh
beberapa alasan, dan saya baru saja menemukannya. Untungnya sudah ada taxi online yang bisa dipanggil kapan
saja hanya dengan beberapa klik di smart
phone.
Asian Para Games: Ribuan
atlet difabel akan berlaga di ajang Asian Para Games 2018
The Asian Para
Games
is a multi-sport
event held every four years
after every
Asian Games for athletes with physical disabilities.
Mungkin
belum banyak yang mengetahui perihal kejuaraan dunia yang satu ini, kalau kita
sudah tidak asing lagi dengan ajang olahraga seperti Asian Games dan SEA Games
yang diikuti oleh atlet dari beberapa
Negara di seluruh benua Asia. Asian Para
Games (APG) juga adalah ajang olahraga yang serupa, hanya saja APG adalah
ajang olahraga khusus bagi para atlet penyandang disabilitas.
Asian Para Games
(APG) adalah ajang olahraga yang mana pesertaya adalah atlet-atlet dengan
keterbatasan fisik atau biasa disebut penyandang disabilitas atau difabel, dihelat
setiap empat tahun sekali. APG pertama kali diadakan di Guangzhou Cina tahun
2010, kemudian di Incheon Korea Selatan pada tahun 2014 silam. Di tahun 2018
mendatang akan menjadi kali ketiga perhelatan Asian Para Games sekaligus kabar
gembira bagi Indonesia yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah APG 2018
mendatang.
Indonesia
adalah Negara pertama di Asia Tenggara yang terpilih sebagai penyelenggara
Asian Para Games. Sebagai tuan rumah Asian
Para Games (APG) 2018, Indonesia bersiap untuk menerima kehadiran sekiranya
3000 atlet penyandang disabilitas dan ofisial dari 43 negara di Asia yang
tergabung dalam Asian Paralympic
Committee.
Sebanyak
18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan dilagakan selama delapan
hari pada 6-13 Oktober tahun depan di Jakarta. Demi memaksimalkan Asian Para Games 2018, INAPGOC
sudah mulai melakukan beberapa tahap persiapan di antaranya sosialisasi ke
beberapa kota besar di Indonesia.
Sosialisasi Asian Para Games 2018
Begitu
sampai di Trans Studio Mall, tidak butuh waktu lama untuk menemukan Booth INAPGOC, penyelenggara sosialisasi Asian Para Games 2018, tepat setelah saya menuruni tangga dari arah
pintu masuk Mall, booth-nya sudah
terlihat jelas karena didominasi warna putih dan Neon Box dari maskot APG yang menyala terang.
Ukuran
booth-nya tidak begitu besar, hanya
sekitar 2x4 meter kira-kira luasnya, dengan beberapa kursi dan meja di dalam
Booth, serta deretan kursi yang sudah diduduki peserta sosialisasi di depan
persis menghadap ke booth, ke arah
dua orang narasumber yang belakangan menyusul seorang lagi.
Sosialisasi
Asian Para Games 2018 oleh INAPGOC sebagai penyelenggara yang
digandeng oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) dimulai pukul 12
siang, mundur sejam dari waktu yang telah ditentukan, ini keuntungan juga bagi
saya yang kebetulan datang terlambat Karena jarak tempuh yang cukup jauh dan
terjebak macet di beberapa titik. (Ngeles)
Makassar,
menjadi salah satu rute penyebaran informasi dan sosialisasi Asian Para Games 2018 dari total 16 kota
di seluruh Indonesia, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Batam, Karawang,
Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar,
Samarinda, dan Ambon.
Sosialisasi
yang dilakukan di 20 titik di 16 kota ini merupakan sosialisasi awal, karena
hingga penyelenggaraan APG 2018 mendatang, INAPGOC
akan terus menginformasikan kepada masyarakat Indonesia perihal APG 2018 agar
semakin banyak yang mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan secara
langsung maupun tidak langsung.
Maskot Asian Para Games
2018 bernama MOMO (Motivation and Mobility)
terinspirasi dari Elang Bondol
Dengan
slogan “The Inspiring Spirit and Energy
of Asia” APG 2018 hadir dengan empat misi yakni: determination, courage, equality, dan inspiration. Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad
kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan baik
fisik maupun mental.
Selain
itu ajang empat tahunan ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam
kehidupan bermasyarakat, tidak ada lagi pembeda antara mereka yang tidak normal
dengan kita “yang mengaku normal” dalam hal kesempatan dan prestasi, serta menjadikan aksi para atlet disabilitas
sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Slogan yang kuat juga didukung dengan
maskot MOMO (Motivation and Mobility).
Asian Para Games 2018 menjadi kesempatan Indonesia menunjukkan diri
sebagai Negara ramah disabilitas
Tahun
1962 silam Indonesia adalah
penyelenggara Asian Games dengan
Kompleks Gelora Bungkarno Senayan sebagai warisannya. Di tahun 2018 mendatang,
ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat
meninggalkan warisan, baik fisik maupun non-fisik. Secara fisik berupa
fasilitas olahraga yang memenuhi syarat aksebilitas penyandang disabilitas dan
diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi siapa pun dengan kondisi
apapun untuk berolahraga. Dari segi non
fisik warisan yang ingin ditinggalkan dan dilestarikan adalah peningkatan
kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga ksusus penyandang disabilitas,
pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara umum, serta pentingnya partisipasi
aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.
Merupakan
implementasi dari undang-undang No. 8 Tahun 2016 yang mencoba mengarahkan
paradigma kita tentang penyandang disabilitas yang kedudukannya sebagai subjek
(diakui keberadaannya) yaitu manusia bermartabat dan memiliki hak yang sama
dengan warga Negara lainnya.
Melalui
momen ini Indonesia berkesempatan membuktikan diri untuk mewujudkan kesamaan
hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera,
mandiri, dan tanpa disikriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil
dan bermartabat, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara di asia
yang ramah disabilitas.
Tentu
saja tidak mudah mengubah paradigma masyarakat yang selama ini memandang
kelompok difabel sebagai orang yang bergantung pada orang lain dan sudah
selayaknya dikasihani, bahkan dalam tahap yang ekstrim kelompok difabel kerap
kali justru dikucilkan dari pergaulan social karena dianggap berbeda dari
kebanyakan orang lainnya dan tidak normal.
Butuh
kerja keras untuk mengubah paradigma masyarakat, bahwa penyandang difabel juga
memiliki hak dan kesempatan yang sama, terutama dalam mengharumkan nama bangsa
Indonesia di mata dunia. Juga diharapkan dapat menginspirasi banyak orang bahwa
keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Untuk
mewujudkan semua itu, terutama dalam bidang olahraga pemerintah tengah
melakukan persiapan dengan perbaikan fasilitas olahraga dan asrama atlet dan
memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Beberapa renovasi akan dilakukan untuk
memenuhi setiap kebutuhan pertandingan dengan menyesuaikan kebutuhan para
atlet, seperti elevator dan kamar
mandi yang dapat mudah diakses oleh kursi roda.
Selain
itu INAPGOC juga telah mendapatkan
kunjungan perwakilan beberapa federasi internasional olahraga yang bermaksud
memberikan masukan terka it kesiapan teknis dan non-teknis.
Beberapa
hari yang lalu, tepatnya antara tanggal 6-8 Desember INAPGOC telah menginformasikan berbagai kemajuan persiapan yang telah
dilakukan serta menjabarkan rencana-rencana strategis dan teknis yang akan
diimplementasikan hingga Oktober 2018 mendatang ke pada Asian Paralympic Committee di Dubai.[]